Dalam hidup seringkali kita beranggapan bahwa kondisi yang ada di depan kita adalah sebuah kompetisi, akibatnya banyak diantara kita menggunakan segala cara untuk “MENANG” versi kita sendiri. Hidup adalah pilihan kita berhak memilih untuk jadi orang baik atau jahat sesuai kemauan kita, bukan masalah syurga dan neraka karena pada hakikatnya syurga dan neraka adalah makhluk ciptaan Allah juga. Jika kita memilih jadi orang baik syurgapun takkan lupa untuk merindukan kita, begitu juga halnya jika kita memilih menjadi orang jahat Nerakapun dengan “berat hati” akan menunggu kehadiran kita di sana.
Apasih yang kamu cari ?
Harta ? Jika harta adalah ukuran kebahagiaan, maka pastilah Qorun lebih bahagia daripada Nabi Musa As.
Tahta ? Jika tahta / kekuasaan adalah ukuran kebahagiaan, maka pastilah Namrud lebih bahagia daripada Nabi Ibrahim As.
Kecantikan ? Jika kecantikan adalah ukuran kebahagiaan, maka pastilah Cleopatra menjadi perempuan paling bahagia di dunia.
Masih belum yakin dengan pernyataan itu ? coba kita lihat beberapa kisah hidup beberapa orang terkenal dalam bebrapa dekade belakangan ini
Pertama, Adolf Merckle, jika kekayaan bisa membuat orang sangat bahagia tentu hal ini tidak berlaku buat orang terkaya di Jerman itu. Adolf Merckle yang menyandang gelar orang terkaya di Jerman itu membunuh dirinya sendiri dengan menabrakkan badannya ke kereta api. Tentu Adolf Merckle bukan satu-satunya orang kaya yang bunuh diri.
Kisah Michael Jackson, jika ketenaran bisa membuat orang bahagia tentunya Michael Jackson, penyanyi terkenal di USA, tidak akan meminum obat tidur hingga overdosis. Raja Pop di dunia ini ditemukan di kamarnya dalam keadaan overdosis walau muncul dugaan, Michael Jackson diracuni.
Berikutnya Presiden Brazil G. Vargas, jika kekuasaan bisa membuat orang bahagia, tentunya G. Vargas tidak akan menembak jantungnya sendiri. Vargas ditemukan tak bernyawa oleh putranya di apartemen pribadi. Penyelidikan polisi menyatakan bahwa Vargas mati bunuh diri dengan tembakan pistol ke arah jantung.
Selanjutnya, artis cantik Marilyn Monroe, jika kecantikan membuat orang hidup bahagia, artis cantik dari Amerika itu, tidak akan meminum alkohol dan obat depresi hingga overdosis dan menwaskan dirinya.
Terakhir, jika kesehatan bisa membuat orang bahagia, tentunya Thierry Costa, seorang dokter terkenal dari Perancis, tidak akan bunuh diri akibat sebuah acara di televisi. Thierry mengakhiri hidupnya ketika dia dikritik media soal interitasnya sebagai dokter.
Dari secuil
kisa di atas, ternyata bahagia atau tidaknya hidup seseorang itu, bukan
ditentukan oleh seberapa kayanya, tenarnya, cantiknya, kuasanya, dan sehatnya.
Tetapi yang bisa membuat seseorang itu bahagia adalah dirinya sendiri, mampukah
ia mau mensyukuri semua yang sudah dimilikinya dalam segala hal. Maka Anda bisa
menciptakan rasa bahagia itu kapan pun, di manapun, dan dengan kondisi apapun.
Itulah yang membuat bahagia itu sederhana.
Jadi ?
Buat apa kamu bersusah payah menjatuhkan teman kerjamu hanya untuk dipuji bos mu ?
Buat apa kamu kerja siang malam untuk menimbun harta yang tidak akan kamu bawa mati ?
Buat apa kamu kamu menjilat sana sini hanya agar diberi kekuasaan ?
Buat apa kamu menjelek jelekan orang lain agak kamu dianggap cantik atau cakep ?
Buat apa kamu melacurkan hidupmu untuk jadi budak orang lain yang belum tentu dia juga bahagia ?
Kamu Mau Kemana ? mau kamu bawa kemana hidupmu ini ?
Dan Allah SWT berfirman dalam surat AnNahl : 97,
"Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (kebahagiaan) dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. "